Generasi Muda

23.23

Beware! Ditulis malem hari, biasanya banyak ngaconya
Beware! Penulis bukanlah siapa-siapa yang mengerti apa-apa. Tulisan ini adalah MURNI OPINI dan penulis hanya berharap dapat memulai diskusi sehat

copyright to respective owner(s)
Sering ngedenger omongan temen, ngeliat share-an orang di timeline, etc etc, tentang 'terpaparnya' generasi muda jaman sekarang. Anak SD sok-sok pacaran lah, anak SD ngerokok lah, anak SD ngepilok baju habis lulus lah, anak SD ngelakuin 'yang lebih dari pacaran' lah, hingga anak SD nemuin batu yang berkhasiat kalo dicelupin ke aer lah...

Bentar, P*nari itu kasus lama deng.


Dan sebagian besar yang ngomongin itu komentarnya mirip, kisaran jijik dan prihatin tentang kondisi generasi muda zaman sekarang. Ya, siapa yang gak jijik dengerin anak SD ngomongnya 'papah-mamah-sayang-sayangan' ke temen lawan jenisnya, dengan obrolan 'kamu coba dong lebih dewasa'.

Emang lu sedewasa apa ngomong-ngomongin dewasa? :v

Tapi kadang, kalau kita buka sedikit pemikiran, kita coba balik pertanyaan, sebenarnya salah mereka apa? Untuk sebagian besar masyarakat, pacaran adalah hal biasa, ngerokok dibawah 17 tahun biarlah, pilok baju hanya bentuk kecil kenakalan remaja yang bisa ditoleransi. Untuk ngerokok mungkin bisa kita bilang bahwa tindakan mereka melewati batas, karena memang ada batasan legal dalam merokok. (Yah, harusnya kan beli rokok harus nunjukin KTP.. harusnya...)

Tapi pacaran? pilok baju? Salah mereka apa? Kebanyakan kita akan menjawab "Ya, masih kecil udah pacaran/pilok baju/*insert another action here*!"

Pertanyaannya, kapankah batas dewasa itu? SMP? SMA? Pas punya KTP? Kuliah? S1?

Untuk sekarang, mari fokus ke masalah pacaran. Jadi apa salah mereka pacaran, saat kita (anggap 'kita' adalah orang dewasa, entah apapun definisi dewasa anda) boleh? Kapan mereka boleh pacaran?
Kapan mereka bebas melakukan apa yang mereka mau? Kapan bumi menjadi pipih? Kapan Gaben mau ngasih Steam Discount 99% ke GTA V? Kapan kiamat menurut kalender Aztec? Kapan gua selesai bertanya? Kapan? KAPAAAAN?? *digampar gara-gara OOT
Sempat menggemparkan, walau ternyata katanya mereka adalah adik-kakak kandung. Katanya...
Ada yang bilang, karena harusnya mereka fokus belajar dan bermain. Jadi kalo gitu anak SMP keatas ga papa ya ga fokus belajar? Sebagian anak SD yang pacaran juga mungkin menganggap pacaran sebagai bermain?

Ada yang bilang, mereka salah karena pacaran tanpa alasan. Loh, emangnya kenapa? Toh kita biasa aja ngeliat orang pacaran hanya karena alesan 'sama-sama suka' atau 'pengen kenal lebih dekat' dan tetap jijik ketika ngeliat anak SD pacaran dengan alasan yang sama.

Ada yang bilang, karena mereka pacaran tanpa mengerti konsekuensi dan tanggung jawabnya. Nah, ini cukup seru. Apa yang dimaksud 'pacaran bertanggung jawab'?

Satu-satunya hal yang gua tangkep adalah 'pacaran dengan niat untuk mengenal lebih jauh, dan dalam jangka panjang dapat dilanjutkan ke jenjang pernikahan'. Ini cukup jelas, jadi saat pacaran ia bertanggung jawab untuk meneruskan ke jenjang yang lebih tinggi, yaitu mengikat hubungan ke jenjang pernikahan. Konsekuensi yang sebelumnya disebutkan juga jadi dapat dijabarkan, seperti konsekuensi memiliki suami/istri, tanggungan hidup, anak di masa depan, dll dll,,

Tapi bagaimana kalau anak-anak SD tersebut mengatakan bahwa alasan mereka adalah hal yang sama, yaitu di masa depan ingin menikah bersama? Mereka tahu bahwa mereka harus hidup bersama, saling menopang untuk keluarga, butuh kerja, dll dll.. Toh bahasa mereka udah pake 'papah-mamah', berarti mereka memang seperti sedang 'simulasi sudah nikah' dong.

Sebagian besar orang yang melihat, walaupun dia setuju dengan konsep pacaran di masyarakat, tetap akan jijik dan menolah bahwa anak SD pacaran dengan alasan seperti itu. "Mereka belom ngerti konsekuensi dan tanggung jawabnya!". Lalu, apa yang membuat anak SMP katas lebih mengerti tentang hal tersebut? Kebanyakan tanggung jawab akan merefer sebagai 'menopang kehidupan keluarga', yang berarti ga jauh sama 'kerja', yang toh, jika masih SMP, SMA, atau mahasiswa sekalipun, bukanlah hal yang bisa ditebak atau dijamin. Anak SD masih meraba-raba tentang masa depan, hanya berharap yang terbaik. So we are. Kita bukan peramal. Kita melakukan hal yang sama.

Kita gak beda dengan mereka.

Jadi, kenapa mereka salah?
Atau sebenarnya, siapa yang salah? Mereka (anak-anak SD), atau kita?

You Might Also Like

1 komentar

  1. Sy tidak tau apa cara kebetulan atau gimana. Yg jelas sy berani sumpah kalau sy berbohon. Kebetulan saja buka internet dpt nomer ini +6282354640471 Awalnya memang takut hubungi nomer trsbut. Setelah baca-baca artikel nya. ada nama Mbah Suro katanya sih.. bisa bantu orang mengatasi semua masalah nya. baik jalan Pesugihan maupun melalui anka nomer togel. Setelah dengar arahan nya bukan jg larangan agama atau jlan sesat. Tergantung dri keyakinan dan kepercayaan sja. Syukur Alhamdulillah benar2 sudah terbukti sekarang.

    BalasHapus

When you think 11 and 12 is close, remember that there is infinite real numbers between them

Still, it's close enough
Diberdayakan oleh Blogger.