Minggu Padat : Menyuarakan Suara Rakyat (Part 1)

08.34

Mungkin kemarin adalah minggu terpadat dalam hidup gua *agaklebay*. Tapi minggu kemarin (17/06-23/06) emang gua lagi sok banyak kegiatan, semua hari ada kegiatan cukup besar, kecuali hari selasa.

Oh ya, sebelumnya, Djuhan udah berhasil masuk store loh! Ayo bagi pengguna windows 8 bisa coba download langsung di windows store (Djuhan) atau download di sini. Any suggestion/feedback would be appreciated! Masih banyak hal-hal yang belum selesai sih, terutama balancing dan sound, cuma release dulu biar bisa diikutin Scirra Summer Competition, dan bakal dipoles buat Edugames Competition Compfest 2013. Doakan kami (FD2 Games : Wildan, Rifqi a.k.a Otong, Gua) menang di keduanya ya!

Start screen Djuhan! Ayo main dan berhitung!

Dan kembali ke topik..



Senin (17/06) gua dengan berbagai keyakinan dan beberapa modal kajian yang udah gua baca sebelumnya ngikut ke bundaran psiko ui, gabung dengan mahasiswa lainnya yang bertujuan sama : menentang kenaikan harga BBM. Yap, gua pun ikut demo ke gedung DPR.

Mungkin bagi kalian yang nonton di TV dan melihat chaos yang terjadi akibat bentrok antara mahasiswa, buruh, dan polisi, merasa bahwa aksi yang dilakukan mahasiswa sia-sia, ga guna, cuma bikin rusuh, dan tanpa alasan yang jelas.

But seriously, kalo lu ikutan aksi secara langsung, lu bakal ngerti bahwa aksi sebagian besar mahasiswa dan buruh merupakan aksi yang damai dan tertib, cuma bertujuan untuk menyuarakan suara rakyat. Lalu siapa yang rusuh? Mahasiswa yang bergabung dalam FAM, Front Aksi Mahasiswa.

Kronologinya, gua dan mahasiswa UI lainnya berangkat dengan bis, sampai di gedung DPR kira-kira jam 10 lebih. Kita ga langsung turun di gedung DPR, tapi kita turun di Kemenhut, untuk mengetahui lokasi masjid dan jalur yang dapat diambil jika terjadi kerusuhan dan harus pukul mundur ke tempat yang aman, yaitu kemenhut. Setelah semua mahasiswa UI turun, kita marching menuju gedung DPR, sambil menyanyikan totalitas perjuangan.

Sesampainya di DPR, kita langsung bergabung dengan mahasiswa lainnya, terutama IPB dan UNPAD. Disamping sudah banyak berkumpul buruh dari FSPMI (Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia) dan sudah memulai demonstrasi dengan tertib. Kita langsung buat formasi Border, beberapa mahasiswa masuk ke gedung DPR untuk mendengarkan langsung sidang paripurna di balkon ruang sidang, lalu beberapa orasi disuarakan, dimulai dari ketua BEM FIB. Gua, Ical, dan Adlian cukup sial karena dapet border yang menghadap ke luar, menghadap orang-orang pers. Sembari mempertahankan border, kepala gua muter-muter, berharap ga kena shoot kamera. Untungnya topeng vendetta dibagikan sebagai tanda perlawanan kita, jadi gua bisa nutupin muka gua :p

Tebak gua yang mana.. haha (sumber: detik)

Adzan Dzuhur berkumandang, waktunya break buat sholat. Massa dibagi dua untuk bergantian sholat. Gua dan Adlian duluan sholat, sementara Ical yang menjadi bunker menetap untuk sholat di giliran kedua, walaupun setelah sholat kita bertiga ketemu lagi. Nyari makan, akhirnya makan ketoprak *pentingbangetdiceritain*. Pas balik lagi ke gedung DPR, ternyata udah ada yang bakar ban. Siapa? Saat kumpul teklap gua ga denger ada acara mau bakar ban. Trus polisi udah maju, dan massa mundur, melanjutkan demo di jalur busway. Saat itu Jalan Gatot Subroto sudah ditutup sehingga udah ga ada mobil lagi.

Gua dan adlian kembali sial, dapet border di depan mobil sound. Kuping udah sakit, untung ada yang bagiin tisu untuk nutupin telinga. Orasi dilanjutkan, membahas betapa malasnya pemerintah dalam mencari solusi APBN yang jebol, mulai dari dampak negatif akan kenaikan harga BBM, BLSM yang akan menciptakan mental pengemis di masyarakat, dan dana 12 juta untuk pulsa anggota DPR yang ada di APBN. Temen SD gua yang sekarang belajar sastra cina di FIB UI juga ikut berorasi. Dan setelah dia turun, mulailah kericuhan dimulai....

You Might Also Like

0 komentar

When you think 11 and 12 is close, remember that there is infinite real numbers between them

Still, it's close enough
Diberdayakan oleh Blogger.